Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu' alaikum ww,
Setelah kejadian Teteh Nadine menangis dan bilang ga mau rangking satu setahun lalu, saya tidak pernah lagi memberitahunya berapa peringkatnya dikelas.
Sejak pembagian raport bayangan di semester awal kelas satu dulu juga, memang saya tidak pernah bertanya berapa peringkat kelas teteh (teteh sudah mau sekolah saja sudah senang banget) malah karena saya tidak bertanya gurunya selalu memberi tahu tanpa saya tanya dan bertanya "bunda ga ingin tahu, teteh peringkat berapa?" Saya hanya jawab dengan senyuman :)
Setiap kabar gembira sepulang ambil raport saya bagi kepada suami, orang tua, dan teman dekat tanpa sepengetahuan teteh. Bahkan saya hanya memasang status sugoi teteh, ganbatte na atau ucapan terima kasih atas jerih payah upayanya dalam belajar di status BBM yang sering teteh intip dari Smartphone saya.
Padahal, saya ingin berteriak , mengucap syukur, memeluk, menciumi, menangisi keharuan dan rasa bangga saya atas prestasinya.
Saya takut melakukan itu.
Untuk teteh hal yang membuatnya bahagia dalam belajar adalah memahami apa yang diajarkan disekolah. Itu yang dia katakan kepada bundanya.
Dan hal yang ditakutkan ketika meminta sesuatu dari bundanya adalah potongan dari uang jajannya :)
Teteh, I Love You just the way you are
Peringkat amatlah tidak penting untuk bunda seperti yang teteh inginkan pula. Bunda hanya ingin mengucapkan rasa syukur dan bangga dianugerahi anak yang pintar dan solehah. Terima kasih sudah belajar dengan keras memahami pelajaran dan menjadi "kelinci percobaan" pemerintah dengan kurikulumnya yang tidak "istiqomah" tanpa lelah.
Siang tadi saat saya tanya, apa yang mau dipersiapkan untuk liburan di Sukabumi? Teteh minta Al Quran nya tidak lupa dibawakan karena ingin melanjutkan bacaannya yang baru Surah Annisa.
Padahal, saya ingin berteriak , mengucap syukur, memeluk, menciumi, menangisi keharuan dan rasa bangga saya atas prestasinya.
Saya takut melakukan itu.
Untuk teteh hal yang membuatnya bahagia dalam belajar adalah memahami apa yang diajarkan disekolah. Itu yang dia katakan kepada bundanya.
Dan hal yang ditakutkan ketika meminta sesuatu dari bundanya adalah potongan dari uang jajannya :)
Teteh, I Love You just the way you are
Peringkat amatlah tidak penting untuk bunda seperti yang teteh inginkan pula. Bunda hanya ingin mengucapkan rasa syukur dan bangga dianugerahi anak yang pintar dan solehah. Terima kasih sudah belajar dengan keras memahami pelajaran dan menjadi "kelinci percobaan" pemerintah dengan kurikulumnya yang tidak "istiqomah" tanpa lelah.
Siang tadi saat saya tanya, apa yang mau dipersiapkan untuk liburan di Sukabumi? Teteh minta Al Quran nya tidak lupa dibawakan karena ingin melanjutkan bacaannya yang baru Surah Annisa.
Tanpa pikir panjang, kami bergegas ke toko buku, dan ayahnya membelikan Al Quran bersampul warna ungu. Dalam hati ini hadiah ayah bunda untuk si juara.
*disuatu malam menahan isak memandangi paras polos kedua buah hatiku yang terlelap dengan backsound alunan merdu dengkuran ayah hebat yang berjuang mencari nafkah untuk keluarganya. (Alhamdulillah 'ala kulihal) i love you all*
*repost from my facebook status
*disuatu malam menahan isak memandangi paras polos kedua buah hatiku yang terlelap dengan backsound alunan merdu dengkuran ayah hebat yang berjuang mencari nafkah untuk keluarganya. (Alhamdulillah 'ala kulihal) i love you all*
*repost from my facebook status