Baca kultuit-nya mbak ligwina hananto @mrshananto tentang kesaksiannya melihat TKI dibully diperlakukan kasar di bandara oleh petugas BNP2TKI dan mbak wina yang merasa tidak nyaman dengan perlakuan mereka mencoba membela TKI dan malah mendapat teguran dari petugas BNP2TKI. Jadi inget kejadian seminggu lalu.
Sepulang jalan-jalan dari Singapura berdua yobo (suami) minggu lalu *cerita jalan-jalannya menyusul* menggunakan pesawat air asia, aku sepenerbangan dengan seorang TKI asal Arjawinangun, Cirebon. Kan dipesawat untuk WNA diminta untuk mengisi lembar isian dari kantor imigrasi dan bagi WNI diminta pula untuk mengisi lembar isian dari dit. bea cukai menyangkut data diri, keluarga yang ikut serta dan jenis barang bawaan kita, kebetulan daftarku sudah diisi lengkap jadi keluar dari stamp imigrasi, ambil bagasi tinggal diserahkan aza itu lembar isian, scanning barang bawaan beres.Nah, saat antri stamp imigrasi ada mbak-mbak yang pake tas ransel menyapa aku, dengan tampang pucat ketakutan. Dia minta dibantu untuk mengisi lembar isian bea cukai dengan alasan ga ngerti.Sambil ngantri aku jelaskan caranya sampai dia menyelesaikan isiannya. Basa-basi kutanya dengan polos, ke Singapura ngapain dengan suara pelan dia jawab kerja. dari ceritanya dia bekerja hanya 9 bulan dari kontraknya yang 1 tahun karena ga betah. ya,,,namanya juga kerja batinku. tapi saat itu aku ga kepikir kalo setelah stamp imigrasi mbak ini akan harus berurusan dengan petugas BNP2TKI, jadi pada saat itu setelah paspotku distemple imigrasi, aku berlalu mengantri bagasi menyusul yobo,dan menceritakan kejadianku bertemu mbak tadi. Saat yobo bertanya yang mana orangnya?kucari-cari dia juga sudah tidak ada disekitar. Hanya saat itu kepikiran mbaknya tau jalan pulang ga ya ke arjawinangun (kampungnya mukiyidin, temen kuliah dulu :)).
Saat membaca Kultwit nya mbak wina, baru deh kebuka mataku... ternyata wajah pucat ketakutan mbak yang kutemui di bandara sepulang jalan itu adalah wajah yang enggan bertemu BNP2TKI...pasti mbaknya dah ketakutan duluan di bully, atau sebagian cerita yang mention akun twitter nya mbak wina mereka dipalak.
Sedih ya... kasian para TKI itu. Mereka pergi meninggalkan tanah air pasti mengeluarkan uang yang tidak sedikit, di Luar Negeri pun tidak ada jaminan bisa kerja layak dan mendapatkan upah yang yang layak pulang ke tanah air mereka yang diberi gelar Pahlawan Devisa, harus disambut dengan kasar oleh petugas dan dipalak pula.
Semoga setelah kejadian ini semua membuka mata, tidak ada lagi pungli, pemerasan dan tindakan kasar pada para Pahlawan Devisa. Dan tentunya Pemerintah dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja mampu mengelola dan memberdayakan para pekerja berbasis kompetensi keahlian. Dan yang tidak memiliki keahlian bekerja sebagai pembantu cukuplah mencari nafkah di dalam negeri saja, toh dirumah saya dan teman-teman banyak loh yang membutuhkan tenaga pembantu :p *jadi iklan penyalur pembantu*
O ya, Pengen juga sih cerita tentang kejadian pengusiran Tenaga kerja asing di sebuah toilet di sebuah Mall di bilangan Orchard oleh seorang supervisor Cleaning Service. Nanti deh ceritanya sepaket tentang Jalan-jalan singapura :)